HELLO!!!!!
Lama ya gak ngepost kali ini gue bakal nge post seorang cowo tampan yang lagi di gemari para cewe - cewe dan filmnya lagi di tayangin nih di bioskop. siapa dia????
Ini dia......... *jengjeng*
Ansel Elgort cowo kelahiran 14 maret 1994 ini lagi digemari banget sama cewe - cewe, ya bisa diliat yaa doi cakep gini siapa yang gak meleleh ;;). Ansel adalah anak dari seorang photografer yang berkerja di Vogue yaitu Arthur Elgort dan ibunya Greethe Barret Hollby yang bekerja menjadi Opera director.
Ansel ini pernah main film di film Carrie dan Divergent. ada yang tau film Carrie?
Film ini tema nya horror.
Ansel main difilm ini sebagai Tommy Ross cowok tampan yang punya pacar juga cantik banget. pokoknya singkat cerita dia harus prom night sama cewek yang sering kena bully karna permintaan pacarnya sendiri yang gak mau ikut prom night. akhirnya dia nurut deh dan mengajak Chloe grace moretz yang berperan jadi Carrie. Bagi kalian yang belum nonton jangan lupa ya tonton! filmnya seru dan ada kisah sedihnya tetep ya di film ini Ansel ganteng banget hehe.
Dan ini beberapa foto Ansel di film Carrie :
Ini adalah salah satu potongan dari film Carrie.
Ansel berperan sebagai Tommy Ross yang menjadi cowok terkenal di sekolahnya dan selalu menjadi raja prom night.
Berbeda dengan prom yang lalu kali ini ia pergi bersama Carrie White sesuai dengan yang dimintai pacarnya.
Disini Ansel cakep parah dan Chloe juga cantik parah :3
Cowok kelahiran New york city ini film nya sekarang lagi di putar di bioskop - bioskop. The fault in our stars film yang katanya sih sedih kalian bisa liat nih dari gambar covernya aja kayanya sedih nih film.
Film ini diangkat dari novel keempat seorang penulis amerika yaitu John green.
Dan berikut sinopsis dari The fault in our stars:
Cerita terjadi di Indianapolis, Indiana,
di mana seorang gadis berusia enam belas tahun bernama Hazel Grace
Lancaster yang mengidap penyakit kanker, namun ia enggan menghadiri
kelompok pendukung pasien kanker. Atas perintah ibunya, ia pun pergi ke
kelompok pendukung itu. Karena kanker, dia menggunakan tabung oksigen
portabel untuk bernapas dengan baik. Dalam salah satu pertemuan kelompok
pendukung, ia melakukan kontak mata dengan seorang pemuda yang ternyata
bernama Augustus Waters itu. Dia ada di sana untuk mendukung temannya,
Isaac. Isaac memiliki tumor di salah satu matanya yang harus dioperasi,
sehingga membuatnya buta. Setelah pertemuan berakhir, Augustus melakukan
pendekatan dengan Hazel dan mengatakan bahwa dia tampak seperti Natalie Portman di V for Vendetta.
Dia mengundang Hazel ke rumahnya untuk menonton film sambil membahas
pengalaman mereka dengan kanker. Hazel mengungkapkan dia memiliki kanker tiroid yang telah menyebar ke paru-parunya. Augustus memiliki osteosarkoma,
tapi dia sekarang bebas dari kanker setelah kakinya diamputasi. Sebelum
Augustus mengantar Hazel pulang, mereka setuju untuk saling membaca
novel favorit satu sama lain. Augustus meminjamkan Hazel novel berjudul
The Price of Dawn (Ganjaran Fajar), dan Hazel merekomendasikan novel
berjudul An Imperial Affliction (Kemalangan Luar Biasa).
Hazel menjelaskan kehebatan An Imperial Affliction (Kemalangan Luar
Biasa): Ini adalah sebuah novel tentang seorang gadis bernama Anna yang
memiliki kanker, dan itu satu-satunya cara dia mengerti hidup dengan
kanker yang cocok dengan pengalamannya. Dia menggambarkan bagaimana
novel itu berakhir di tengah-tengah kalimat dengan sangat menjengkelkan,
membayangkan penutup cerita tentang nasib karakter novel ini. Dia
berspekulasi tentang penulis misterius novel ini, Peter Van Houten, yang
melarikan diri ke Amsterdam setelah novel diterbitkan dan tidak pernah
terdengar lagi sejak itu.
Seminggu setelah Hazel dan Augustus membahas makna sastra dari isi An
Imperial Affliction (Kemalangan Luar Biasa), Augustus dengan ajaib
mengungkapkan bahwa ia berhasil melacak keberadaan asisten Van Houten,
Lidewij, dan melalui Lidewij, Augustus berhasil memulai korespondensi
email dengan Van Houten yang suka menyendiri. Dia memberitahu isi email
Van Houten kepada Hazel, dan Hazel membuat suatu daftar pertanyaan untuk
dikirimkan kepada Van Houten, berharap dapat menjernihkan kesimpulan
ambigu novel itu. Hazel adalah yang paling peduli dengan nasib ibu Anna.
Dia berpikir bahwa jika ibu Anna bertahan dengan kematian putrinya,
maka orang tuanya sendiri akan baik-baik saja setelah Hazel meninggal.
Van Houten akhirnya menjawab, mengatakan ia hanya bisa menjawab
pertanyaan Hazel secara pribadi. Dia mengundang dia untuk mampir jika
dia berada di Amsterdam. Tak lama setelah Augustus mengajak Hazel untuk
piknik, ternyata dia merencanakan piknik Belanda bertema rumit di mana
ia mengungkapkan bahwa sebuah yayasan amal memberikan pengabulan
cita-cita anak-anak yang mengidap kanker telah setuju untuk
memberikannya: ia mengambil dua dari mereka agar dapat pergi ke Amsterdam
untuk bertemu Van Houten. Hazel senang, tapi ketika ia menyentuh
wajahnya dia memiliki beberapa alasan untuk merasa ragu. Seiring waktu
dia menyadari bahwa dia menyukai Augustus, tapi dia tahu dia akan
menyakiti Agustus ketika dia meninggal. Dia membandingkan dirinya dengan
sebuah granat.
Di tengah perjuangannya atas apa yang harus dilakukannya tentang
Augustus, Hazel tiba-tiba mendapat kasus serius di mana paru-parunya
dipenuhi cairan dan dia terpaksa dibawa ke ICU. Ketika dia sadar, dia
mengetahui bahwa Augustus tidak pernah meninggalkan ruang tunggu rumah
sakit. Augustus memberikan Hazel surat lain dari Van Houten, yang satu
ini lebih pribadi dan lebih samar daripada yang terakhir. Setelah
membaca surat itu, Hazel lebih yakin dari sebelumnya untuk pergi ke
Amsterdam. Ada masalah meskipun: orang tuanya dan tim dari dokternya
berpikir Hazel tidak cukup kuat untuk melakukan perjalanan. Situasi itu
tampak hanya seperti sebuah harapan sampai salah satu dokter yang paling
mengerti dengan kasusnya, dr. Maria, meyakinkan orang tua bahwa Hazel
bahwa Hazel harus melakukan perjalanan ini karena dia perlu menjalani
hidupnya.
Rencana yang dibuat untuk Augustus, Hazel, dan Ibu Hazel untuk pergi
ke Amsterdam berjalan lancar. Tapi ketika Hazel dan Augustus bertemu Van
Houten mereka baru mengetahui bahwa, Van Houten bukan seorang penulis
produktif yang jenius, melainkan seorang pemabuk yang kejam dan mengaku
tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Hazel. Keduanya pun kecewa
dan meninggalkan Van Houten. Mereka mengucapkan, dan disertai dengan
Lidewij, yang merasa ngeri dengan perilaku Van Houten, mereka tur ke
rumah Anne Frank. Pada akhir tur, Augustus dan Hazel berbagi ciuman
romantis, dengan tepuk tangan dari penonton. Mereka kembali ke hotel
tempat mereka bercinta untuk pertama dan terakhir kalinya.
Dan ini foto dari film fault in our stars
POKOKNYA JANGAN SAMPE KELEWAT YA BUAT TONTON THE FAULT IN OUR STARS NYA GUYS :3
dan ini twitter nya Ansel : @AnselElgort
dan follow juga ya @firahetiani :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar